Burung Ciblek – Taksonomi, Morfologi, Habitat, Sebaran & Populasi


Burung ciblek atau juga bernama perenjak jawa yaitu jenis burung pengicau dari keluarga Cistcolidae. Burung dengan nama latin Prinia familiaris ini mudah ditemui di area perkebunan, persawahan dan permukiman warga yang masih asri.





Hampir di seluruh kawasan Indonesia burung bersuara nyaring ini bisa didapatkan. Dalam bahasa Inggris, burung prenjak jawa disebut dengan ungkapan Bar-winged Prinia karena adanya garis putih di kedua sayapnya.






Taksonomi





Berdasarkan klasifikasi ilmiah, burung ciblek atau perenjak jawa mampu dikategorikan selaku berikut:





KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasAves
OrdoPasseriformes
FamiliCisticolidae
GenusPrinia
SpesiesP. familiaris
Nama BinominalPrinia familiaris




Di alam bebas burung ciblek terdiri dari beberapa jenis dengan ciri khasnya masing-masing, antara lain:





  • Ciblek Kristal
  • Ciblek Semi
  • Ciblek Alang-alang
  • Ciblek Gunung




Morfologi





Burung perenjak jawa tubuhnya berbentuk ramping dengan panjang sekitar 13 cm. Warna coklat kehijauan terlihat hampir di seluruh bagian tubuhnya. Pada segi tenggorokan hingga ke dada bulunya berwarna putih, tetapi di beberapa bab dada dan paha warna bulunya cenderung keabu-abuan.





perenjak jawa




Ciri khas burung ini terlihat dari garis putih yang terdapat di masing-masing sayapnya. Selain itu, ekor panjang dengan ujung berwarna hitam dan putih juga menjadikannya gampang dimengerti.





Pada bab wajahnya terdapat paruh panjang dan runcing dengan warna kehitaman di segi atas dan bawahnya berwarna kekuningan. Kaki burung ciblek berwarna cokelat kemerahan atau merah muda dengan struktur terlihat rapuh dan langsing.





Ada beberapa perbedaan ciri pada burung ciblek jantan dan betina, antara lain:





  • Postur tubuh burung jantan biasanya lebih panjang dan ramping, sedangkan yang betina lebih telihat gemuk.
  • Warna bulu pejantan telihat lebih tegas, sedangkan spesies betina sebaliknya.
  • Ciblek jantan lebih sering menaik-turunkan ekor dibanding yang betina.
  • Warna paruh bawah pada burung betina yakni putih pucat.
  • Warna paruh bawah putih dengan ujung yang hitam merupakan ciri khusus burung jantan yang masih muda.
  • Kuku jari kaki pada burung jantan muda terlihat kusam.
  • Kuku jari kaki pada burung betina muda terlihat lebih higienis.




Habitat dan Sebaran





Habitat utama burung ciblek adalah kawasan semak atau tempat terbuka mirip pekarangan , tepi sawah, hutan sekunder dan hutan bakau. Burung pemakan serangga kecil ini juga sering ditemui di perkebunan teh.





prenjak




Burung prenjak jawa bergerak secara lincah saat mencari makan. Dua burung ciblek atau lebih akan berkejaran di sela-sela kegiatannya memangsa serangga kecil yang ada di sekitar semak-semak. Mereka berkicau keras dan menggerakkan ekornya yang tipis ke atas.





Perenjak jawa merupakan burung dengan persebaran terbatas atau endemik. Burung ini cuma mampu didapatkan di daerah Jawa, Bali, dan Sumatra. Di Sumatra, ciblek tinggal di kawasan dengan ketinggian sekitar 900 mdpl. Sedangkan di daerah Jawa dan Bali lazimnya menghuni daerah dengan ketinggian 0 sampai 1.500 mdpl.





Makanan





Seperti burung pengicau yang lain, kuliner utama burung ciblek adalah serangga kecil, seperti jangkrik, ulat, kroto, lalat belalang, dan capung. Burung ciblek akan berburu makanan di permukaan tanah hingga ke tajuk pepohonan. Saat dipelihara dalam sangkar. umumnya mereka diberi pakan berbentukvoer atau pisang.





Populasi





Sebelum tahun 1990, burung ciblek masih banyak terbang bebas dengan liar layaknya burung gereja dan burung pipit. Sifatnya yang gampang beradaptasi dan jinak membuat burung mungil ini memiliki populasi yang cukup banyak di banyak sekali daerah.





ciblek




Namun karena kicauannya yang merdu, mengakibatkan orang-orang terpesona sehingga mulai banyak memburunya untuk diperjualbelikan, khususnya di daerah Jawa. Karena ialah burung liar yang jinak dan habitatnya yang gampang ditemui, maka membuat burung ciblek mudah untuk ditangkap.





Burung ini gampang frustasi dan mati kalau dipelihara dengan cara yang salah. Faktor penyebabnya umumnya adalah orang yang memeliharanya kurang berpengalaman. Namun dilema ini tak menyurutkan minat para pemburu burung. Hingga ketika ini, burung ciblek masih banyak ditangkap walaupun tak mudah untuk dikembangbiakkan atau dibudidayakan.





Eksploitasi berlebihan mengakibatkan burung prenjak kini sulit ditemukan di kawasan tertentu, mirip pinggiran Jakarta dan Bogor. Burung ciblek juga semakin jarang tampakdi taman-taman dan cuma ada di tempat yang masih erat dengan hutan.


Comments