Pembangkit Listrik Tenaga Gas – Pengertian, Sejarah, Cara Kerja, Kelebihan & Kelemahan


Untuk menyanggupi kebutuhan listrik masyarakat, pengembangan sumber-sumber daya pembangkit terus dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dengan mengacu pada efisiensi dan kapasitas daya yang dihasilkan.





Berikut ini yakni klarifikasi perihal PLTG atau Pembangkit Tenaga Gas, asal mula penemuan, bagian dan cara kerja, serta keuntungan dan kelemahan sumber pembangkit ini.






Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Gas / PLTG





Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dalam proses kerjanya sering digabungkan dengan PLTU atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Panas yang dihasilkan dari gas buang PLTG dipakai untuk memanaskan fluida dan menghasilkan uap yang dimanfaatkan oleh tata cara kerja PLTU.





pltg




Oleh alasannya adalah itu, tidak heran jika ada pula yang menyebut kedua pembangkit listrik ini sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap atau PLTGU. Secara sederhana, pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) ialah pembangkit yang mengubah energi panas hasil dari pembakaran menjadi energi listrik menggunakan bahan bakar gas.





Sejarah PLTG





Membahas sejarah perihal Pembangkit Listrik Tenaga Gas masih berkaitan dengan siklus dasar turbin uap atau disebut dengan Siklus Brayton. Pada tahun 1870, seorang insinyur dari Boston bernama George Brayton mendapatkan cikal bakal dari PLTGU. Ia memakai prinsip proses kompresi dan perluasan yang terjadi pada alat permesinan untuk menghasilkan putaran guna menggerakkan turbin gas.





Turbin gas berhasil dilaksanakan pertama kali pada ekspo nasional Swiss, yaitu Swiss National Exhibition di Zurich pada 1939. Turbin gas yang dibangun antara tahun 1940-1950 memiliki efisiensi rendah atau sekitar 17%. Oleh alasannya adalah efisiensi kompresor yang rendah dan suhu masuk turbin yang belum memadai, mulai dibuatlah pembangkit listrik yang output-nya lebih tinggi.





Melalui efisiensi tinggi serta biaya bikinan yang lebih rendah, pembangkit listrik tenaga turbin gas lebih disukai daripada PLTU yang berbahan bakar fosil. Diperkirakan lebih dari separuh pembangkit daya turbin gas atau kombinasi turbin uap (combined cycle) akan dipasang di kurun mendatang.





Awal tahun 1990, General Electric memasarkan turbin gas yang mempunyai ciri perbandingan tekanan sebesar 13,5 dan memproduksi daya bersih sebesar 135,7 Mega Watt. Efisiensi termalnya 33% dengan pengoperasian mandiri dan sederhana (simple cycle operation).





Versi turbin gas modern dari General Electric ialah sebuah turbin bersuhu masuk 1425 derajat C (2600 derajat F) yang mampu menciptakan daya sebanyak 282 Mega Watt. Efisiensi termal turbin ini mencapai 39,5% pada operasi sendiri.





Komponen & Cara Kerja PLTG





Untuk menciptakan uap yang kemudian menjadi fatwa listrik, perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Gas berisikan beberapa unsur utama, antara lain:





cara kerja pltg




1. Kompressor





Aksial flow compressor berfungsi selaku penghisap udara yang akan di kompresikan hingga tekanan dan temperatur tertentu. Kemudian udara tersebut diantarmenuju ruang pembakaran. Proses ini membutuhkan tunjangan alat khusus bernama air inlet.





Air inlet ialah tempat udara yang masuk ke kompresor. Alat ini dilengkapi dengan filter untuk menyaring kotoran yang ikut terbawa masuk, alasannya adalah jikalau tidak disaring kotoran ini mampu menimbulkan kerusakan pada kompresor. Air inlet terdiri dari beberapa bab, yakni inlet housting, inertia separator, pre filter, main filter, inlet bellmounth, dan inlet guide vane.





2. Ruang Bakar (Combustion)





Ruang bakar berfungsi sebagai kawasan pembakaran antara bahan bakar dan udara. Proses pembakaran ini menciptakan energi panas yang kemudian energi panas tersebut disalurkan menuju turbin memakai transition pieces.





Ruang bakar berisikan bagian pendukung, ialah combustion chamber, fuel nozzle, combustion liners, ignitors atau pematik, transition piece, cros fire tubes, dan flame detector.





3. Turbin Gas





Turbin berputar menggunakan gas yang dihasilkan dari proses pembakaran. Fungsi utama turbin yakni untuk mengganti energi kinetik menjadi energi listrik.





Energi kinetik yang timbul alasannya adalah proses pembakaran digunakan oleh turbin untuk menggerakkan kompresor dan memutar generator. Komponen pendukung turbin gas, antara lain coupling, accessory gear, lube oil system, cooling system dan beberapa perangkat lain.





4. Exhaust





Sisa gas panas yang dihasilkan dari turbin akan diarahkan menuju exhaust sebelum dibuang ke udara lepas. Gas tersebut keluar melewati exhaust frame assembly, kemudian dihubungkan ke exhaust plenum dan didifusikan melewati exhaust stack.





Sebelum dibuang keluar, gas panas tersebut diukur memakai exhaust thermocouple. Hasil pengukuran tersebut memiliki kegunaan selaku data kendali temperatur dan temperature trip. Suhu dalam exhaust dapat mencapai 493°C.





5. Generator





Energi mekanik pada poros turbin dikonversikan oleh generator menjadi energi listrik. Beberapa alat bantu khusus dalam generator yakni jacking oil pump, general circuit breaker, exciter, main transformer, generator protection system, dan auxiliary power system.





Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Gas





Sampai saat ini, Pembangkit Listrik Tenaga Gas masih digunakan oleh PLN selaku salah satu penyuplai listrik utama di Indonesia. Terdaoat beberapa keunggulan yang menjadi argumentasi mengapa tenaga gas masih dijadikan andalan sebagai penyuplai listrik, yakni:





  • Kemampuan PLTG yang cepat dalam proses start up sampai ke beban penuh menjadikannya mampu diatur secara cepat tanpa adanya risiko gangguan kekurangan daya.
  • Efisiensi tinggi sehingga ongkos operasionalnya menjadi lebih terjangkau.
  • Konsumsi energi lebih ekonomis. Saat ini harga gas dunia juga dinilai masih rendah dibanding sumber energi lainnya.
  • Proses pembangunannya lebih singkat dibandingkan pembangkit listrik lain, utamanya pembangkit yang memakai energi fosil.
  • Fleksibilitas tinggi sehingga beban dapat dinaikkan maupun diturunkan sesuai keperluan.
  • Konstruksi pembangunan PLTG lebih sederhana dan tidak begitu membutuhkan lahan luas.
  • Sisa pembakaran dari PLTG dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas untuk memanaskan uap.
  • Investasi pembangunan infrastruktur lebih hemat biaya bila dibandingkan PLTS atau PLTU.
  • Membantu memaksimalkan rasio elektrifikasi di beberapa provinsi yang ada di Indonesia. Misalnya di Gorontalo, dibangunnya PLTG diharapkan dapat mengembangkan rasio tersebut sampai 84,43%. Dengan demikian diharapkan aktivitas di berbagai sektor akan mengalami kenaikan, meliputi sektor perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.




Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas





Dibalik kelebihan-keunggulan yang dihadirkan pembangkit listrik ini, tentu ada juga sejumlah kelemahan atau kekurangannya. Kekurangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas antara lain:





  • Jangka waktu penggunaan PLTG condong lebih singkat. Meski biaya yang diperlukan untuk pembangunan lebih terjangkau, tetapi kala pakainya tidak mirip jenis pembangkit listrik lainnya.
  • Kemampuan dayanya masih dipengaruhi kondisi alam sekitarnya. Misalnya ketika cuaca terik, pembangkit listrik ini hanya bisa melakukan pekerjaan sebesar maksimal 95%.
  • Ketika udara berkabut, kemampuan kerjanya menjadi tidak maksimal. Sebab udara yang masuk ke kompresor mengandung air.
  • Kapasitas terbesar PLTG saat ini cuma 200 Mega Watt dalam satu plant.
  • Apabila harga gas dunia melejit, otomatis biaya buatan dari PLTG akan meningkat.
  • Gas bukan termasuk energi yang terbarukan, sehingga sebuah dikala akan habis dan perlu untuk mencari energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Comments